Sabtu, 17 Januari 2009

GINJAL MANUSIA

GINJAL MANUSIA

oleh
ADE DULHALIM S.Pd.I



BAB I

PENDAHULAUAN

A. Latar Belakang masalah

Gagal ginjal akut adalah suatu sindrom klinis yang di tandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG), di sertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan kreatinin).

Penyakit ginjal memang tidak menular, tetapi menimbulkan kematian dan dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis.

Penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, tidak jarang seseorang kehilangan 90 persen fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan. Pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti: tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.

Banyak penyebab gagal ginjal akut renal yang di sebabkan langsung atau di eksaserbasi oleh berkurangnya aliran darah ginjal ke seluruh bagian atau sebagian ginjal. Penyebab kerusakan iskemik ini di sebabkan keadaan prarenal yang tidak teratasi. Penyebab lain adalah penyempitan atau stenosis arteri renalis sehingga mengurangi aliran darah ke seluruh ginjal.

Penyakit lain yang lebih komplek seperti eklamsia, rejeksi alograf, sepsis, sindrom hepatorenal juga merupakan penyakit iskemia ginjal

B. Perumusan Masalah

1. Untuk Mengetahui Mengenal Gagal Ginjal

2. Untuk Mengetahui Hipertensi Dan Kencing Manis Penyebab Utama Gagal Ginjal

3. Untuk Mengetahui Mencegah Penyakit Gagal Ginjal

4. Untuk Mengetahui Diabetes Penyebab Utama Gagal Ginjal

5. Untuk Mengetahui Gagal Ginjal, Kenali Gejalanya Sejak Dini

6. Untuk Mengetahui Cangkok Ginjal Jadi Solusi Total

7. Untuk Mengetahui Gagal Ginjal, Cuci Darah 2x per Minggu

8. Untuk Mengetahui Cuci Darah dan Cangkok Ginjal

9. Untuk Mengetahui Gagal Ginjal Akut

10. Untuk Mengetahui Asal Mula Cuci Darah dan Cangkok Ginjal

11. Konsep Dasar Gagal Ginjal Kronik

BAB II

PEMBAHSAAN

A. Mengenal Gagal Ginjal

1. Ginjal

Ginjal adalah bagian tubuh yang sangat penting. Keberadaan ginjal sebagai penyaring darah dari sisa-sisa metabolisme menjadikan fungsinya tak bisa tergantikan oleh yang lainnya. Kerusakan atau gangguan pada ginjal menimbulkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh. Aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas. Bagi anda yang mengalami cepat lelah dan lemas berhati-hatilah, siapa tahu Anda sedang terkena penyakit ginjal.

2. Gejala Awal

Pada stadium awal, penyakit ginjal tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi seiring dengan metabolisme tubuh Anda, akan terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme tubuh di dalam tubuh. Akibatnya kaki dan tangan Anda jadi bengkak, nafas pendek, dan energi untuk beraktivitas pun jadi menurun.

Penyakit ginjal adalah penyakit yang aktif bekerja. Ia sangat mudah untuk bertambah parah bila tidak ditangani secara dini. Keadaan akgir dari penyakit ginjal adalah ginjal tidak bisa berfunsi lagi yang disebut dengan ESRD (End Stage Renal Disease) atau tahap akhir penyakit ginjal. Ini tahap paling berbahaya. Kalau sudah demikian, yang terbaik bagi Anda sekarang adalah operasi penggantian ginjal. Sebelum semuanya terjadi maka usaha yang bisa Anda lakukan adalah pencegahan dini dari kemungkinan ESRD.

3. Gagal Ginjal

Fungsi utama ginjal adalah membersihkan darah darin sisa-sisa hasil metabolisme tubuh yang berada di dalam darah dengan cara menyaringnya. Jika kedua ginjal gagal menjalankan fungsinya (pada tahap akhir penyakit ginjal), sisa-sisa hasil metabolisme yang diproduksi oleh sel normal akan kembali masuk ke dalam darah (Uremia).

Bagaimana gagal ginjal bisa terjadi? Ini terjadi jika terdapat gangguan pada pembuluh darah vena atau system penyaringannya. Tidak hanya itu, bisa jua terjadi karena adanya masalah-masalah pada kesehatan yang lain, seperti adanya tekanan darah tinggi, diabetes atau adanya masalah yang terjadi pada system penyaringan ginjal seperti pada keadaan glomerulonefritis atau penyakit ginjal polikistik. Pada kasus lainnya juga ditemukan akibat adanya masalah pada saluran kemih.

4. Atur Konsumsi Makan

Mengkonsumsi makanan yang tepat penting dilakukan, khususnya bagi Anda penderita penyakit ginjal. Sebab dengan terganggunya fungsi ginjal, kotoran dalam darah akan semakin menumpuk. Keadaan ini akan menyebabkan tubuh menjadi bengkak, mual atau muntah. Tapi semua tergantung dari stadium penyakitnya, semakin lama dibiarkan penyakit ginjal menyerang maka efek negatifnya akan semakin parah.

Dengan membatasi jumlah makanan dan cairan secara tepat, akan diperoleh sisa hasil metabolisme yang mudah dibuang oleh tubuh. Penyaringan oleh ginjal dapat diminimalisir sehingga tidak sampai terjadi penumpukan sisa hasil metabolisme dalam darah.

Umumnya para penderita gagal ginjal disarankan oleh dokter untuk diet, mengurangi porsi makanan dan minuman sekaligus mengatur jenis makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi. Diet yang harus dijalani setiap penderita gagal ginjal akan berbeda satu dengan lainnya. Hal ini bergantung pada kondisi tubuh penderita.

Berikut beberapa saran makanan yang dianjurkan:

a. Konsumsi Makanan Rendah Protein

tubuh memerlukan protein untuk membentuk otot. Tapi bagi penderita penyakit ginjal, kelebihan protein akan menyebabkan gangguan pada pada proses penyaringan, yang berakibat terjadi peningkatan sisa hasil metabolisme protein dalam darah dan menambah parah penyakitnya. Anda dapat mencegah hal ini dengan cara mengkonsumsi makanan rendah protein yang ada di sekitar Anda.

b.Konsumsi sedikit garam

Garam natrium berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh Anda. Untuk mengurangi kadar garam dalam tubuh, bila Anda membeli makanan, periksalah label makanan dan carilah makanan yang mempunyai kandungan natrium di bawah 400 mg untuk sekali makan. Kalau pun Anda makan dengan saus, gunakan saus yang berkadar natrium rendah, dan jangan gunakan garam pengganti yang mengandung kalium.

c. Tidak minum terlalu banyak

Ginjal yang normal dapat mengatur keseimbangan cairan yang masuk dan keluar dari tubuh. Jika ginjal Anda mengalami gangguan, maka akan terjadi masalah pada pembentukan urine. Dalam kondisi seperti ini, Anda harus membatasi konsumsi air per hari. Sebaiknya hisaplah air jeruk lemon untuk membasahi bibir Anda yang kering., dan minumlah hanya untuk mengatasi rasa haus saja. Jika Anda juga termasuk penderita diabetes, jagalah kadar gula Anda, agar Anda tidak merasa terlalu haus.

Tidak mengkonsumsi fosfat

Susu, kacang-kacangan yang dikeringkan, dan coklat yang banyak mengandung zat fosfat, sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi karena akan berakibat kadar fosfat dalam darah Anda meningkat dan menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh.

d. Adanya komplikasi

Kadang-kadang penyakit ginjal mengalami komplikasi dengan berbagai penyakit lainnya. Di antaranya adalah diabetes dan tekanan darah tinggi. Dan jika ini terjadi akan berdampak buruk bagi tubuh Anda.

Komplikasi dengan diabetes akan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh menjadi tidak maksimal. Akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat. Jika hal ini berlangsung lama akan dapat merusak pembuluh vena sekaligus menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Bila sudah terlanjur terjadi komplikasi, maka yang harus Anda lakukan sekarang adalah mempertahankan diet, mengontrol kadar glukosa dalam darah, dan rutinlah berolahraga.

Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah. Komplikasi dengannya menyebabkan fungsi ginjal sebagai penyaring darah menjadi terganggu. Usaha yang Anda dapat lakukan adalah mengurangi konsumsi garam dan lemak sambil tetap mempertahankan diet yang Anda jalanka. Olahraga dan minum obat-obatan yang dianjurkan akan sangat membantu, perhatikan juga berat badan dan tekanan darah Anda.

B. Hipertensi Dan Kencing Manis Penyebab Utama Gagal Ginjal

Sebagian besar penderita gagal ginjal di Indonesia diakibatkan penyakit hipertensi dan kencing manis (diabetes melitus), kata pakar ginjal dari Bandung, Dr Rully MA Roesli, SpPD. "Seseorang yang menderita hipertensi dan kencing manis jika tidak dikontrol, maka dalam jangka waktu lima tahun akan menderita gagal ginjal," Pada peresmian Perhimpunan Peduli Ginjal Hipertensi Indonesia (Perdughi), Rully mengajak masyarakat agar sejak dini mencegah gagal ginjal dengan mengontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah. "Jika seseorang tidak secara rutin mengontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah, maka akan kaget jika tiba-tiba setelah diperiksa ginjal sudah tidak berfungsi sempurna atau gagal ginjal," Seseorang dinyatakan gagal ginjal, maka pengobatan harus melalui cuci darah seminggu dua kali yang biaya sekali cuci darah antara Rp400 ribu - Rp1 juta, dan jika cangkok ginjal biayanya Rp500 juta - Rp1 miliar,"Karena itu, pendiri Perdughi itu berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia melakukan kampanye untuk mencegah penyakit gagal ginjal, seperti kontrol tekanan darah dan kadar gula dalam darah, olahraga secara teratur, minum air putih secukupnya, tidak merokok dan minum alkohol.

Pendiri Perdughi yang lain, kata Amir Karamoy, baru 10 persen dari sekitar 40 ribu orang penderita gagal ginjal di Indonesia yang mampu membiayai cuci darah khususnya mereka yang peserta Askes dan asuransi kesehatan swasta lain.

Dia berharap, pemerintah memberlakukan asuransi kesehatan secara wajib bagi seluruh penduduk Indonesia, agar mereka yang memiliki penyakit keras seperti gagal ginjal, jantung, kanker dapat terjangkau pembiyaannya. Sementara itu, Ketua Perdughi Dr Lucky Aziza Bawazier mengatakan, perhimpuan yang didirikan untuk mensosialisasikan pencegahan gagal ginjal dan membantu masyakarat mendirikan klinik pencegahan gagal ginjal. Pada kesempatan itu, Dr Rully Roesli selaku ketua Yayasan Peduli Ginjal (Yadugi) memberikan bantuan obat-obatan dan cairan cuci darah senilai Rp50 juta untuk penderita gagal ginjal di Aceh yang diterima ahli ginjal RS Zainoel Abidin Banda Aceh,

C. Mencegah Penyakit Gagal Ginjal

”Health is not everything, but without it everything is nothing”, bila tidak memiliki kondisi sehat, maka dari kacamata penderita dunia sekeliling seakan-akan tampak suram. Penyakit ginjal banyak yang dapat bersifat kronis, karenanya lebih baik menemukan secara dini dan mengatasinya sehingga tidak menjadi berkepanjangan yang menimbulkan kerugian yang besar.

Anatomi

Dijelaskan tentang ginjal yang berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

Fungsi ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah ”menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Sebagai resume, fungsi ginjal adalah sbb:

1.Bertugas sebagai sistem filter/saringan, membuang ”sampah”

2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh

3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah

4. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah

5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang

Penyebab Penyakit Ginjal:

1. Penyakit Umum/Sistemik: Kencing Manis = Diabetes Mellitus, Hipertensi, Cholesterol tinggi – Dyslipidemia, SLE: Penyakit Lupus, Penyakit Kekebalan Tubuh lain, Asam urat tinggi – Hyperuricemia – Gout, Infeksi di badan: Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan, Amiloidosis, Kehilangan carian banyak yang mendadak: muntaber, perdarahan, luka bakar. Hal-hal tersebut di atas dapat berakibat gangguan/penyakit pada ginjal.

2. Penyakit lokal pada ginjal: Penyakit pada Saringan (Glomerulus) – Glomerulonephritis, Infeksi: kuman – Pyelonephrits, Ureteritis, Batu: Bakat/ turunan, kelainan proses di ginjal – Nephrolithiasis, Kista: di ginjal – Polcystic Kidney, Trauma: benturan, terpukul, Keganasan – Kanker – Malignancy, Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.

Kumpulan Gejala

Terdapat bermacam-macam penyakit ginjal, sehingga pasien datang ke dokter juga dengan macam-macam gejala. Berikut ini kemungkinan datangnya seorang pasien dengan kumpulan gejala /sindrom penyakit ginjal sebagai berikut:

1. Gagal Ginjal Akut: gangguan ginjal mendadak, fungsi ginjal ”anjlok”, tidak keluar urin

2.Nefritis akut: penyakit mendadak pada saringan ginjal (glomerulus), muka, tungkai bengkak, ditemukan protein & darah di urin

3.Gagal Ginjal Kronik: gangguan kronis/ menahun pada ginjal sehingga fungsi ginjal turun. Keluhan & gejala a.l.: lemas, nafsu makan, mual, pucat, kencing sedikit, sesak napas

4. Sindrom Nefrotik: gangguan pada saringan ginjal, terjadi kebocoran hebat protein dari darah melalui glomerulus/ saringan ke urin, terdapat bengkak muka – kaki – perut, cholesterol naik

5. Infeksi Saluran Kemih: infeksi di ginjal – saluran kemih lainnya, bisa akut bisa kronis. Sakit pinggang, demam, kencing sakit, bisa hanya pegal pinggang

6. Gangguan pada Tubulus ginjal

7. Hipertensi: umumnya tanpa gejala

8. Batu ginjal/Saluran Kemih: nyeri hebat kolik, darah di urin

9. Obstruksi Saluran Kemih: saluran kemih terbendung oleh tumor, striktur / penyempitan

10.Gangguan ginjal: tetapi bisa tanpa gejala (asymptomatik).

Jadi bila mencurigai ada gangguan/penyakit ginjal, disarankan lakukan pemeriksaan yang paling sederhana yaitu memeriksakan Urin Lengkap di laboratorium sebagai data/fakta awal untuk proses selanjutnya menemukan adanya penyakit ginjal.

Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan pada dua golongan: Akut dan Kronis. I.

Akut: Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri. II.

Kronis: Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

Penanganan Pasien

Penanganan pasien dengan penyakit ginjal biasanya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Periksa-Diagnosa: Pengenalan dini Gagal Ginjal (GG).

2. Kontrol: Monitoring progresivitas GG. 3. Penyebab: Deteksi dan lakukan koreksi terhadap penyebab GG yang reversible, yang masih bisa disembuhkan.

4. Perlambat: Melakukan intervensi pengobatan/tindakan untuk memperlambat progresivitas GG.

5. Ginjal Sensitif: Hindari kerusakan tambahan pada ginjal: obat/jamu yang toksik terhadap ginjal, obati infeksi yang ada, atasi kekurangan cairan misalnya pada muntaber.

6. Obati Komplikasi: Berikan terapi terhadap komplikasi GG.

7. Terapi Pengganti: Rencanakan Terapi Pengganti Ginjal.

Pencegahan penyakit ginjal Prinsip-prinsip pencegahan penyakit ginjal adalah sebagai berikut:

I. Pada orang dengan Ginjal Normal :

A. Pada Individu berisiko: yaitu ada keluarga yang

1. Berpenyakit ginjal turunan seperti: Batu Ginjal, Ginjal Polikistik, atau

2. Berpenyakit umum: Diabetes Mellitus, Hipertensi, Dislipidemia (Cholesterol tinggi), Obesitas, Gout. Pada kelompok ini ikuti pedoman yang khusus untuk menghindari penyakit tersebut di atas, sekali-sekali kontrol/periksa ke dokter/labratorium.

B. Individu yang tanpa risiko: Hidup sehat, Pahami tanda-tanda sakit ginjal: BAK terganggu / tidak normal, Nyeri pinggang, Bengkak mata / kaki, Infeksi di luar ginjal: leher/tenggorokan, Berobat/kontrol untuk menghindari: fase kronik /berkepanjangan.

II. Pada orang dengan Ginjal terganggu ringan /sedang: Hati-hati: obat rematik, antibiotika tertentu, Infeksi: obati segera, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik

III. Ginjal terganggu berat / terminal: Terapi Pengganti Ginjal (Renal Replacement Treatment)

D. Diabetes Penyebab Utama Gagal Ginjal

Penyebab utama seseorang mengalami gagal ginjal kronik hingga membutuhkan pelayanan Hemodialisa (cuci darah) adalah akibat penyakit diabetes dan darah tinggi.

"Jika kedua penyakit ini dikontrol dengan baik melalui pengobatan teratur maka penyakit ginjal akan dapat dicegah sedini mungkin atau diperlambat," kata Kepala Unit Dialisis RSU Pirngadi Medan, Prof Dr Harun, di Medan, Rabu.

Ia mengatakan, penyakit ginjal kronik juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang akhirnya juga merupakan penyebab kematian terbanyak penderita gagal ginjal.

Menurut dia, sebenarnya gagal ginjal dapat dicegah jika sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni. Dan mayoritas mereka di negara berkembang yang berada pada tahap dini penyakit ini pada umumnya tidak mengetahui jika telah menderita gagal ginjal.

"Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal menjadi sangat penting dan memungkinkan pengobatan yang sesuai sebelum terjadi kerusakan ginjal atau terjadi manifes perparahan karena komplikasi yang lain.

Sementara itu kepala Staf Medis Fungsional Penyakit Dalam RSU Pirngadi Medan, dr Zulhelmi, mengatakan, pada umumnya masyarakat tidak waspada dengan ginjal mereka karena pada tingkat ringan, gangguan ginjal sering tidak dirasakan.

Gangguan dapat bertambah parah hingga pada akhirnya ginjal tidak berfungsi lagi.

"Periksalah ke dokter, karena melalui pemeriksaan laboratorium dengan sedikit contoh darah dan urine dapat diketahui apakah fungsi ginjal masih normal atau sudah terganggu, sehingga dapat dilakukan pengobatan sedini mungkin," katanya.

Ia menyebutkan, gejala awal gagal ginjal dapat diketahui saat terjadinya gangguan nyeri saat buang air kecil, berdarah, keluar batu, nyeri pinggang, pucat dan gampang capek.(*)

E. Gagal Ginjal

"Saya tidak pernah merasakan gejala apa pun. Tahu-tahu saat tes urine 2,5 tahun lalu, dokter mengatakan saya mengalami gagal ginjal," kata Yuyu Wahyudin (60) saat ditemui tengah melakukan cuci darah di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung bersama beberapa pasien lainnya.

Lelaki yang tinggal di kawasan Buahbatu, Kota Bandung, ini mengaku setelah vonis gagal ginjal itu harus melakukan cuci darah dua kali seminggu. Untung, Yuyu yang pernah bekerja di bagian hubungan masyarakat sebuah perguruan tinggi terkemuka di Kota Bandung tersebut tak perlu mengeluarkan biaya cuci darah karena semua biaya ditanggung asuransi kesehatan yang diikutinya. Namun, Yuyu juga belum terbayang harus melakukan cangkok ginjal karena biayanya cukup mahal. "Saya dengar biayanya sampai sekitar Rp 500 juta," katanya.

Selain Yuyu, pasien yang sedang dicuci darah siang itu rata-rata orang dewasa. "Penderita gagal ginjal umumnya orang dewasa. Hanya sedikit anak-anak yang mengalaminya. Biasanya anak yang mengalami gagal ginjal adalah anak yang memiliki kelainan bawaan," ujar Prof Rachmat Soelaeman, dokter ahli ginjal dari RSHS Bandung, Kamis (24/5).

Rachmat mengatakan, gagal ginjal ditandai dengan menurunnya fungsi ginjal. Jika fungsi ginjal tinggal 10 persen, biasanya dokter menganjurkan cuci darah. Cuci darah dilakukan karena ginjal tak lagi dapat melakukan tugasnya menyaring racun dari darah. Ginjal yang fungsinya sudah menurun sebanyak itu pun sudah tak mampu menghasilkan hormon pembentuk sel darah merah. Oleh karena itu, penderita harus terus menyuntikkan hormon tersebut ke tubuhnya. Terapi dengan biaya sekali datang Rp 500.000 ini bagaimana pun akan memberi efek samping.

Sementara itu, pada pencucian darah, orang diharuskan menjalankannya dengan teratur. Setidaknya dalam sebulan penderita harus melakukan cuci darah sebanyak delapan kali. Proses pencucian darah berlangsung sekitar 4-5 jam.

a. Dua jenis

Kini ada dua jenis cuci darah. Pertama, cuci darah konvensional melalui pembuluh darah. Pencucian darah ini dilakukan di rumah sakit. Biayanya mencapai Rp 4 juta-Rp 6 juta per bulan. Kedua, pencucian darah menggunakan alat baru. Alat baru itu menyambungkan plastik berisi cairan khusus pencuci darah melalui selang yang ditanam ke rongga perut. Pencucian darah berlangsung selama delapan jam. Selama pencucian darah, penderita bisa melakukan berbagai aktivitas karena cairan khusus pencucinya bisa dikantongi.

Meski demikian, tidak semua orang bisa melakukan terapi ini. Hanya yang betul-betul mampu menjaga kesterilan tubuh dan alat tersebut yang bisa melakukannya. "Untuk memasukkan selangnya saja penderita harus memakai sarung tangan," kata Rachmat. Biaya pencucian darah ini lebih mahal dari yang konvensional, bisa mencapai Rp 10 juta.

Sebagai catatan, orang yang mengalami gagal ginjal harus rutin mencuci darah. Dalam keadaan bertumpuk racun dalam ginjal, jantung bisa berhenti dan mengakibatkan kematian. Di Jawa Barat, belum semua kota/kabupaten memiliki rumah sakit yang melayani pencucian darah. Wilayah yang punya rumah sakit dengan fasilitas pencucian darah hanya Bogor, Kota Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, Banjar, Cirebon, Sukabumi, dan Karawang.

Idealnya, orang yang mengalami gagal ginjal mengganti ginjalnya dengan cara pencangkokan. Namun, di Indonesia sulit mendapatkan ginjal untuk donor karena terkait dengan aturan hukum. Berdasarkan Undang-Undang Pencangkokan Organ, organ yang dicangkokkan hanya boleh didapat dari keluarga. Biasanya ginjal yang dipakai adalah ginjal dari keluarga penderita yang memiliki golongan darah dan jaringan yang sama. Betul-betul repot. Memang, lebih baik bergaya hidup sehat. (Yenti Aprianti)

E. Gagal Ginjal, Kenali Gejalanya Sejak Dini

Penyakit ginjal memang tidak menular, tetapi menimbulkan kematian dan dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan yang terus berlangsung seumur hidup pasien. Karenanya peningkatan kesadaran dan deteksi dini akan mencegah komplikasi penyakit ini menjadi kronis.

Menurut Prof.Dr.dr.Endang Susalit, SpPD-KGH, dari Divisi Ginjal Hipertensi FKUI, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi selama lebih dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya kelainan struktur atau fungsi ginjal.

Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sehingga terjadi gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya mahal.

Berat ginjal yang kita miliki memang hanya 150 gram atau sekitar separuh genggaman tangan kita. Tetapi fungsi ginjal sangat strategis dan mempengaruhi semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.

Kenali tandanya

Penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, tidak jarang seseorang kehilangan 90 persen fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan. Pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti: tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.

Setiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang disarankan melakukan pemeriksaan dini adalah orang yang memilik faktor risiko tinggi, yakni mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal.

Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi ginjal kita. Yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Adanya protein atau darah dalam kencing menunjukkan kelainan dari ginjal.

Selain itu, kita juga bisa melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika ginjal tidak bekerja, kadar kedua zat itu akan meningkat dalam darah. Pemeriksaan lanjutan untuk mengenali kelainan berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter.

Gaya hidup sehat

Gangguan ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. "Minum air secara berlebihan justru akan merusak ginjal," kata Dr.David Manuputty, SpBU dari RSCM Jakarta.

Selain gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non steroid.

F. Cangkok Ginjal Jadi Solusi Total

Banyak orang masih menganggap cuci darah merupakan solusi masalah gagal ginjal. Padahal, seperti dijelaskan ahli ginjal dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD dalam talkshow di radio JJFM, Kamis (4/10), cuci darah hanya menyelesaikan masalah gagal ginjal yang bersifat mekanik. Cuci darah alias hemodialisis tidak bisa menggantikan masalah metabolik.

“Solusi total terhadap penderita gagal ginjal adalah menjalani cangkok ginjal. Masalahnya, cangkok ginjal tidak mudah dilakukan. Selain ketersediaan dana, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi pendonor maupun resipien (penderita gagal ginjal yang akan menerima ginjal baru, red.),” ujar dr Djoko.

Pendonor dan resipien tidak boleh mengidap TBC, tumor, dan kanker. Infeksi yang bersifat kronis di daerah pembuluh darah pantang terjadi. Karies gigi yang sepintas tak berhubungan dengan ginjal pun harus dibersihkan.

Idealnya, lanjut Djoko, pendonor memiliki hubungan darah dengan resipien agar reaksi penolakan tubuh terhadap kehadiran ginjal baru tidak terlalu besar. Donor ginjal yang merupakan saudara kembar dari resipien merupakan alternatif terbaik.

Setelah pendonor yang sesuai ditemukan, resipien wajib di-screening. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki mesti diperiksa. “Persiapan harus benar-benar bagus karena saat ginjal pendonor masuk ke tubuh penderita, tubuh akan mengenalinya sebagai benda asing dan spontan memberikan reaksi penolakan,” papar Dr. Djoko.

Untuk meminimalkan reaksi penolakan oleh tubuh, penderita yang baru saja menjalani cangkok harus mengonsumsi obat tertentu. Obat itu wajib diminum seumur hidup dengan dosis disesuaikan dengan kondisi penderita.

Untuk menjaga agar ginjal barunya tetap prima, selain mengonsumsi obat, penderita idealnya bergaya hidup sehat. Di antaranya, berolah raga teratur, menjaga pola makan, dan mengatur keseimbangan antara waktu istirahat dan bekerja.

Di sisi pendonor, tidak ada dampak kesehatan yang akan timbul. Beban psikislah yang lebih mungkin muncul. Karena itu, biasanya ada psikiater yang mendampinginya.

“Mengingat pencangkokan ginjal adalah operasi yang kompleks, yang terlibat bukan hanya dokter ahli ginjal. Ada juga dokter ahli jiwa, THT, urologi, gigi, psikiater, bahkan ahli hukum,” papar Djoko.

Biaya cangkok ginjal di dalam negeri saat ini Rp 250-300 juta. Biaya itu belum termasuk obat-obat pascaoperasi yang mencapai Rp 4 juta per bulan. Biaya pencangkokan bisa membengkak hingga enam kali lipat bila dilakukan di luar negeri. Kecuali, di China yang untuk kelas-kelas tertentu cangkok ginjal “hanya” menghabiskan biaya Rp 200 juta. (lee)

G. Gagal Ginjal, Cuci Darah 2x per Minggu

Pada November 2004, dari Batam saya pulang ke Jakarta. Setelah lebaran, saya jatuh sakit dan dinyatakan menderita prostat. Setelah konsultasi dengan dokter spesialis, langsung diambil tindakan operasi. Tetapi, ini bukan akhir dari penderitaan saya.

Dokter mengatakan bahwa saya menderita gagal ginjal dan sempat dirawat sekitar 1,5 bulan. Saya harus menjalani cuci darah karena tingkat keracunan darah sudah sangat tinggi. Kandungan Creatinin sekitar 8 atau 18. Sementara uriumnya saat itu mencapai 300.

Sejak November 2004 saya cuci darah dua kali seminggu. Satu kali cuci darah biayanya antara Rp. 600.000,- sampai Rp. 700.000,-. Pembuangan air kencing nggak lancar. Akibatnya, air kencingnya selalu tersisa di kantong kemih.

Pada Februari 2005, teman kuliah saya di Bandung, Ibu Susanti, menganjurkan mengkonsumsi produk Tianshi. Daripada penasaran, saya pun mencoba. Setelah konsultasi dengan dr. Yanti, saya disarankan mengonsumsi Cordyceps.

Saya minum Cordyceps satu kapsul pagi hari, satu lagi saat malam hari. Setelah beberapa bulan (Februari - April 2005), kandungan Creatinin turun menjadi 5.

Setelah kontrol lagi ke dr. Yanti, saya disarankan minum Nutrient High Calcium Powder (Kalsium 1) dan Zinc. Karena sudah mulai merasakan lebih sehat, pada April 2005 saya meminta kepada dokter untuk mengurangi frekuensi cuci darah. Tetapi tidak di izinkan.

Saya pun pindah ke rumah sakit lain dan berkonsultasi dengan dokter ahli ginjal. Setelah diperiksa, hasilnya kandungan Creatinin turun menjadi 3 dan uriumnya jadi 150. Dokter pun mengizinkan untuk mengurangi frekuensi cuci darah menjadi sekali seminggu.

Saya tetap mengonsumsi Cordyceps secara rutin. Saya juga mengonsumsi Kalsium 1 setengah sachet pada pagi dan setengah sachet lagi malam hari. Saya juga terus mengonsumsi Zinc. Dokter juga memasukkan obat yang disuntikan melalui selang saat cuci darah.

Karena kondisi tubuh saya semakin enak, pada bulan Oktober 2006, melihat kemajuan yang saya alami, dokter memberikan izin cuci darah sebulan sekali. Itu saya lakukan sejak Oktober hingga Desember 2005. Akhir tahun 2005, saya benar-benar merasa sudah sehat, sejak Januari 2006 tidak lagi cuci darah.

Manfaat Suplement

Dari buku, saya mengetahui bahwa Cordyceps bisa membantu kerja ginjal. Ginjal berfungsi membersihkan darah dan memperlancar air kencing. Jadi, jika minum Cordyceps maka kerja ginjal tidak terlalu berat. Sementara Kalsium Tianshi menormalkan kerja organ tubuh kita seperti paru-paru, ginjal, jantung, limpah dan hati. Kalau kebutuhan kalsium terpenuhi, maka kerja organ tubuh menjadi seimbang (normal). Zinc berfungsi menambah hormon dan menjaga kesehatan tubuh karena usia saya sudah 65 tahun. Alhamdulillah, melalui Tianshi saya sehat kembali. Kemajuan kesehatan saya ini berkat dukungan seluruh keluarga dan teman-teman Tianshi seperti Ibu Susanti dan Bapak Adrian Tendean. Ini sungguh suatu anugerah buat saya. Bayangkan, saya sudah tidak bekerja dan uang habis untuk membiayai cuci darah selama satu tahun penuh. Sekarang ini, saya membatasi konsumsi obat-obatan kimia karena takut ginjal saya mengalami gangguan lagi. Saya memilih mengonsumsi Tianshi. Selain Cordyceps dan Zinc, saya juga mengonsumsi Spirulina. Saya ingin sekali membantu teman-teman saya yang mengalami penderitaan yang sama. Agar mendapatkan hasil yang baik, kita harus mengonsumsi Tianshi secara rutin dan teratur sehingga menimbulkan efek menyembuhkan. Saya bisa kembali sehat, karena mengonsumsi Cordyceps secara rutin. Termasuk Kalsium dan Zinc. Saya juga menjaga betul kualitas makanan, jangan sampai merusak organ tubuh. Misalnya saja, saya menghindari soft drink, garam, makanan pedes-pedes, atau makanan yang merangsang tubuh bekerja lebih keras. Saya juga menerapkan pola hidup teratur dan paling penting tidak banyak pikiran. Untuk kesehatan keluarga, saat ini istri dan anak-anak saya mengonsumsi Cordyceps dan Double Cellulose untuk memperlancar buang air besar. Sementara cucu, saya berikan Zinc untuk menguatkan tubuh sehingga kebal penyakit, termasuk untuk kecerdasan.

H. Cuci Darah dan Cangkok Ginjal

Ginjal buatan atau mesin cuci darah (dialysis machine-red) yang menolong jutaan penderita gangguan dan gagal ginjal, ditemukan oleh pria Belanda Willem Kolf (1911) semasa Perang Dunia II dengan uji coba pertama dilakukan tahun 1943. Demi pengabdian kepada kemanusiaan, Kolff menolak untuk mengajukan paten atas temuan mesin cuci darah.

Kolff akhirnya hijrah ke Amerika Serikat tahun 1950 dan melanjutkan penelitian pengembangan mesin jantung buatan di rumah barunya di Cleveland Clinic Foundation.

Asal mula eksperimen transplantasi ginjal dilakukan di Prancis tahun 1909 dengan meng ganti ginjal manusia yang rusak dengan ginjal hewan. Namun, tidak ada penerima transplantasi ginjal yang selamat.

Demikian pula sebelum para peneliti mengenal kecocokan jaringan tubuh, jenis golongan darah dan kekebalan tubuh, upaya transplantasi ginjal dari manusia ke manusia juga tetap gagal memberikan hasil. Perlahan tetapi pasti, para ilmuwan mendapati tubuh manusia selalu menolak bagian tubuh yang bukan berasal dari dirinya sehingga harus dicari jalan untuk mengatasi hal itu.

Akhirnya di tahun 1947, Charles Hufnagel (1916-1918) seorang ahli bedah di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, menc oba menanam ginjal dari orang yang baru meninggal di tubuh seorang perempuan yang menderita penyakit ginjal akut dan didiagnosa nyawanya hanya bertahan beberapa jam lagi. Ginjal dari donor ditanam di bagian tangan pasien perempuan yang kondisinya terlalu lemah untuk dibawa ke kamar operasi. Operasi dilakukan di kamar pasien dengan pencahayaan minim.

Namun, akhirnya operasi membuahkan hasil karena ginjal donor mulai bekerja sesaat setelah disambungkan ke aliran darah tubuh pasien. Meski pun, ginjal donor akhirnya tidak berfungsi setelah beberapa hari kemudian, tenggang waktu itu memungkinkan ginjal asli si pasien untuk pulih kembali seperti sediakala!

Upaya transplantasi ginjal manusia yang berhasil sempurna, dilakukan dokter Joseph Murray (1919) pada tanggal 23 Desember 1954, di Rumah Sakit Peter Brigham di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat . Murray mengambil ginjal dari Ronald Herrick dan menanamkan kepada saudara kembar identiknya, Richard.

Upaya tersebut memperpanjang usia Richard hingga delapan tahun dan Ronald masih hidup hingga kini. Atas jasanya, Dokter Murray akhirnya diganjar hadiah Nobel bidang Fisiologi atau Medis di tahun 1990. (Iwan Santosa disarikan dari The Book of Origins, Plume Book, England 2007) Sumber: Kompas

I. Gagal Ginjal Kronik

Sejak tahun 2001 saya dinyatakan menderita GGK (Gagal Ginjal Kronis). Hasil pemeriksaan urin saat itu menunjukkan kadar kreatinin 2.06 mg/dl. Menurut dokter kreatinin saya tidak mungkin normal lagi (0.7 – 1.2)mg/dl, jika turun pun, paling baik berkisar 2.00 mg/dl. Dokter menyarankan saya untuk secepatnya cuci darah, jika tidak harapan hidup saya semakin pendek dan dapat berakibat fatal. Saya menolak anjuran tersebut karena sekali cuci darah maka selanjutnya akan cuci darah terus. Pertama-tama saya mencoba mengatasi masalah saya dengan mengkonsumsi obat penurun kreatinin. Hasilnya hanya dapat turun sekitar 0.1 mg/dl dan sekali-kali dapat naik sampai 0.3 mg/dl. Sejak saat itu juga berat badan saya turun hingga 17 kg.

Pada tanggal 27 Oktober 2001 saya mengetahui produk Niwana SOD atas referensi seorang teman. Karena bertekad sembuh dan tanpa ragu saya mengkonsumsi Niwana SOD dengan dosis awal 2x2 sachet/hari. Setelah minum, kreatinin saya sempat naik menjadi 3,2 mg/dl tetapi saya mengkonsumsi terus dan akhirnya turun drastis menjadi 2,2 mg/dl. Selama 2 tahun secara rutin mengkonsumsi, kreatininnya menjadi 1,4 mg/dl. Dokter merasa heran dan beliau mengatakan ini mukjizat, hal ini membuat saya senang. Selama dua tahun tersebut saya pun tidak pernah cuci darah.

Setelah dua tahun dosis Niwana SOD saya kurangi menjadi 3x1 sachet/hari hingga sekarang. Kondisi saya juga membaik. Hasil USG terakhir menunjukkan ukuran ginjal masih baik. Saya sangat terbantu dengan Niwana SOD. Niwana SOD dapat menggantikan cuci darah yang harus saya lakukan 2 kali dalam satu minggu. Dengan Niwana SOD juga tekanan darah saya turun dari 210/110 mm/Hg. Setelah dua tahun, tekanan darah saya normal kembali menjadi sekitar 140/80 - 140/90 mm/Hg. Niwana SOD memang hebat, saya ucapkan banyak terima kasih, Niwana SOD is the best, God bless untuk KK.

J. GAGAL GINJAL AKUT

1. DEFINISI

Gagal ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom klinis yang di tandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG), di sertai akumulasi nitrogen sisa metabolisme (ureum dan kreatinin).

2. GAGAL GINJAL AKUT PRARENAL

GGA prarenal atau azotemia prarenal atau di sebut juga sebagai GGA fungsional, di sebabkan oleh ferfusi glomerulus yang abnormal sehingga menurunkan LFG.

3. ETIOLOGI

Hipovolemia di sebabkan oleh;

• Kehilangan darah /plasma : perdarahan, luka baker.

• Kehilangan cairan melalui gastrointestinal, kulit, ginjal (diuretik, penyakit ginjal lain), pernafasan, pembedahan.

• Redistribusi dari intravaskuler ke ekstravaskuler (hipoalbuminemia, sindrom kompartemen ketiga, pankreatitis, peritonitis, kerusakan otot yang luas, sindrom distres pernafasan).

• Kekurangan asupan cairan.

Vasodilatasi sistemik;

• Sepsis

• Sirosis hati

• Anestesi/blokade ganglion

• Reaksi anafilaksis

• Vasodilatasi oleh obat

Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung;

• Renjatan kardiogenik,infark jantung

• Gagal jantung kongestif (disfungsi miokard, katup jantung)

• Tamponade jantung

• Distrimia

• Emboli paru

Kegagalan autoregulasi

• Vasokontriksi praglomerulus oleh karena sepsis, hiperkalsemia, sindrom hepatorenal, obat-obat seperti inflamasi non steroid (AINS), adrenalin, noradrenalin, siklosporin, dan ampoterisin B.

• Vasodilatasi pascaglomerulus: di sebabkan oleh obat-obat penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE), dan antagonis reseptor AT1 angiotensin.

4. PATOGENESIS

Obat golongan AINS dapat menyebabkan GGA pada sebagian orang yang aliran darah ginjal dan LFG di pertahankan atau memerlukan prostaglandin, keadaan ini sering di temukan pada hipovolemia, gagal jantung, sirosis, dan sepsis, serta sebagian pasien sindrom nefrotik.

Penghambat ACE dapat menimbulkan GGA prarenal pada sebagian pasien yang LFG-nya di pertahankan melalui vasokontriksi vasoeferen yang dimediasi oleh angiotensin-II.

5. GAGAL GINJAL AKUT RENAL

Banyak penyebab gagal ginjal akut renal yang di sebabkan langsung atau di eksaserbasi oleh berkurangnya aliran darah ginjal ke seluruh bagian atau sebagian ginjal. Penyebab kerusakan iskemik ini di sebabkan keadaan prarenal yang tidak teratasi. Penyebab lain adalah penyempitan atau stenosis arteri renalis sehingga mengurangi aliran darah ke seluruh ginjal.

Penyakit lain yang lebih komplek seperti eklamsia, rejeksi alograf, sepsis, sindrom hepatorenal juga merupakan penyakit iskemia ginjal.

Nekrosis Tubular Akut

Kebanyakan pasien dengan NTA tidak di biopsi, dan diagnosis di tegakkan atas dasar gejala dan perjalanan klinis saja. Pada NTA ini ternyata di dapatkan kontribusi perubuhan sel yang subletal seperti kehilangan lapisan brush border, membran plasma, polaritas membran, dan terlepasnya sel dari membran basalis, sehingga menyebabkan perubahan fungsional.

Nekrosis Tubular Akut Akibat Toksin

Umumnya kerusakan terjadi akibat kerusakan tubulus, akan tetapi dapat juga di sertai dengan gangguan hemodinamik sistemik maupun mekanisme autoregulasi ginjal.

Toksin Endogen: Mioglobulinuria, Hemoglobulinuria, Protein Mieloma

Mioglobulin adalah protein yang mengandung hemo (17kDa), di filtrasi glomerulus. Pada rabdomiolisis tubulus proksimal tak mampu meresorpsi protein ini sehingga mioglobulin menyumbat tubulus yang lebih distal (obstructing tubular casts). Selain itu mioglobulin memprovokasi terjadinya vasokontriksi oleh karena dapat mengikat nitrik oksida dan oleh karena rabdomiolisis luas yang menyebabkan penggumpalan cairan (kompartemen ke-3), sehingga terjadi hipovolemia.

Hemoglobulinuria

Hemoglobulin tak setoksik mioglobulin, dan jarang menyebabkan GGA kecuali apabila terjadi hemolisis intravaskular yang luas.

Light chains

GGA sering merupakan gejala mieloma, protein ini di filtrasi melalui glomerulus dan pada kosentrasi tertentu mencapai tubulus distal dan di situ akan terbentuk silinder yang menyumbat (cast nephrophaty).

Nefrotoksik Kontras

Prediktor dari GGA akibat kontras adalah usi lanjut, gangguan fungsi ginjal, diabetes dan miolema. Penurunan fungsi berlangsung selama 3-5 yang di mulai saat terpajan. Zat kontras dapat langsung nmerusak sel tubulus melalui efek hiperosmolar, memprovokasi produksi oksigen radikal bebas, dan juga menstimulasi vasokontriksi intrarenal. Pengelolaan kejadian ini hanya dengan cara pencegahan, 12 jam seelum tindakan di lakukan hidrasi dengan salin.

8. NEKROSIS KORTIKAL AKUT

Pada keadaan ini terjadi nekrosis pada daerah korteks ginjal yang ekstensif dan gagal ginjal tak dapat pulih lagi.

Terjadinya NKA tidak ada hubungannya dengan lama beratnya renjatan akan tetapi lebih berkaitan dengan tipe renjatannya. Prediktor NKA antara lain adalah endotoksinemia, koagulasi intravaskular diseminata (KID). Anak-anak lebih sering kemungkinannya di banding dewasa, seperti pad gastrointestinal berat, atau dengan peritonitis, sepsis.

10. GAGAL GINJAL AKUT PASCARENAL

Keadaan pascarenal adalah suatu keadaa dimana pembentukan urin cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat.obstruksi aliran ini akan mengakibatkan kegagalan filtrasi glomerulus dan transfor tubulus sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang permanen, tergantung berat dan lamanya obstruksi. Begatu terjadi hambatan aliran urin, terjadi kenaikan yang segara tekanan hidraulik tubulus proksimal, yang kemmudian di kompensasi dengan vasodilatasi arteriol eferen ginjal yang di mediasi oleh produksi prostaglandin; prostaksiklin dan prostaglandin E2.

11. DIAGNOSIS GAGAL GINJAL AKUT

Diagnosis GGA pada tahap dini hanya dapat di tegakkan apabila ada rasa curiga terhadap adanya GGA.hanya sedikit psien yang dapat menjelaskan adanyakelainan pada jumlan urin, warna keruh atau tidak, dsb.

Untuk mendiagnosis GGA di perlukan pemeriksaan yang berulang-ulang fungsi yaitu kadar ureum, kreatinin atau laju filtrasi glomerulus.

12. DIAGNOSIS PENYEBAB GGA

Anamnesis

Pada GGA perlu di perhatikan betul banyaknya asupan cairan (input), kehilangan cairan (output) melalui: urin, muntah, diare, keringat yang berlebih,dll, serta pencatatan berat badan pasien. Perlu di perhatikan kemungkinan kehilangan cairan ke ekstravaskular (redistribusi) seperti pada peritonitis, asetis, ileus paralitik, edema anasarka, trauma luas (kerusakan otot atau crush syndrome). Riwayat penyakit jantung, gangguan hemodinamik, adanya penyakit sirosis hati, hipoalbuminemia, alergi yang mengakibatkan penurunan volume efektif perlu selaludi tanyakan.

a. Pemeriksaan Fisis

Ada 3 hal penting yang harus di dapatkan pada pemeriksaan fisis pasien dengan GGA.

1. penentuan status volume sirkulasi

2. apakah ada tanda-tanda obstruksi saluran kemih

3. adakah tanda-tanda penyakit sistemik yang mungkin menyebabkan gagal ginjal

Tabel 2. evaluasi klinis intravaskular

Tanda Klinis Deplesi Cairan

1. tekanan vena jugular rendah

2. hipotensi; tekanan darah turun lebih dari 10 mmHg pada perubahan posisi (baring-duduk)

3. vena perifer kolaps dan perifer teraba dingin (hidung, jari-jari tangan, kaki)

Tanda Klinis Kelebihan Cairan

1. tekanan vena jugularis tinggi

2. terdengar suara gallop

3. hipertensi, edema perifer, pembengkakan hati, ronki di paru

Pada pemeriksaan fisis perlu di lakukan palpasi, perkusidaerah suprasifisis mencari adanya pembesaran kandung kemih, yang kemudian konfirmasi dengan pemasangan kateter.

b. Analisis Urin

Berat jenis urin yang tinggi lebih dari 1.020 menunjukkan prarenal, GN akut awal, sindrom hepatorenal, dan keadaan lain yang menurunkan perfusi ginjal. Berat jenis isosmolal (1.010) terdapat pada NTA, pascarenal dan penyakit intertisial (tubulointertisial). Pada keadaan ini BJ urin dapat meningkat kalaudalam urin terdapat banyak protein, glukosa, manitol, atau kontras radiologik.

Gambaran yangkhas pada NTA adalah urin yang berwarna kecoklatan dengan silinder mengandung sel tubulus, dan silinder yang besar (coarsely granulat broad casts). Adanya kristal urat pada GGA menunjukkan adanya nefropati asam urat yang sering di dapat pada sindrom lisis tumor setelah pengobatan leukimia, limfoma. Kristal oksalat terlihat pada GGA akibat etilen glikol yang umumnya di akibatkan percobaan bunuh diri.

c. Penentuan Indikator Urin

Pada GGA prarenal aliran urin lambat sehingga lebih banyak ureum yang di absorpsihal ini menyebabkan perbandingan ureum/kretinin dalam darah meningkat.

d. Pemeriksaan Pencitraan

Pada GGA pemeriksaan USG menjadi pilihan utama untuk memperlihatkan anatomiginjal, dapat di peroleh informasi mengenai besar ginjal, ada tau tidaknya batu ginjal dan ada atau tidaknya hidronefrosis. Pemeriksaan USG juga dapat menentukan apakah gangguan fungi ginjal ini sudah terjadi lama (GGK), yaitu apabila di temukan gambaran ginjal yang sudah kecil.

f. Pemeriksaan Biopsi Ginjal dan Serologi

Indikasi yang memerlukan biopsi adalah apabila penyebab GGA tak jelas atau berlangsung lama, atau terdapat tanda glomerulonefrosis atau nefritis intertisisl.

13. PENGELOLAAN GGA

Prinsip pengelolaannya di mulai dengan mengidentifikasi pasien yang berisiko GGA (sebagai tindak pencegahan), mengatasi penyakit penyebab GGA, mempertahankan hemoestatis; mempertahankan euvolemia, keseimbangan cairandan elektrolit, mencegah komplikasimetabolik seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia, mengevaluasi status nutrisi, kemudian mencegah infeksi dan selalu mengevaluasi obat –obat yang di pakai.

a. Pengelolaan medis GGA

Pada GGA terdapat 2 masalah yang sering di dapatkan yang mengancam jiwa yaitu edema paru dan hiperkalemia.

b. Edema paru

Keadaan ini terjadi akibat ginjal tak dapat mensekresi urin, garam dalam jumlah yang cukup. Posisi pasien setengah duduk agar cairan dalam paru dapat didistribusi ke vaskular sistemik, di pasang oksigen, dan di berikan diuretik kuat (furosemid inj.).

c. Hiperkalemia

Mula-mula di berikan kalsium intravena (Ca glukonat) 10% sebanyak 10 ml yang dapat di ulangi sampai terjadi perubahan gelombang T. Belum jelas cara kerjanya, kadar kalium tak berubah, kerja obat ini pada jatung berfungsi untuk menstabilkan membran. Pengaruh obat ini hanya sekitar 20-60 menit.

Pemberian infus glukosa dan insulin (50 ml glukosa 50% dengan 10 U insulin kerja cepat) selama 15 menit dapat menurunkan kalium 1-2mEq/L dalam waktu 30-60 menit. Insulin bekerja dengan menstimulasi pompa N-K-ATPase pada otot skelet dan jantung, hati dan lemak, memasukkan kalium kedalam sel. Glukosa di tambahkan guna mencegah hipoglikemia.

Obat golongan agonis beta seperti salbutamol intravena (0,5mg dalam 15 menit) atau inhalasi nebuliser (10 atau 20mg) dapat menurunkan 1mEq/L. Obat ini bekerja dengan mengaktivasi pompa Na-K-ATPase. Pemberian sodium bikarbonat walaupun dapat menurukan kalium tidak begitu di anjurkan oleh karena menambah jumlah natrium, dapat menimbulkan iritasi, menurunkan kadar kalsium sehingga dapat memicu kejang. Tetapi bermanfaatapbila ada asidosis atau hipotensi.

d. Pemberian diuretik

Pada GGA sering di berikan diuretik golongan loop yang sering bermanfaat pada keadaan tertentu. Pemberian diuretik furosemid mencegah reabsorpsi Na sehingga mengurangi metabolisme sel tubulus, selain itu juga di harapkan aliran urin dapat membersihkan endapan, silinder sehingga menghasilkan obstruksi, selain itu furosemid dapat mengurangi masa oliguri.

Dosis yang di berikan amat bervariasi di mulai dengan dosis konvensional 40 mg intravena, kemudian apabila tidak ada respons kenaikan bertahap dengan dosis tinggi 200 mg setiap jam, selanjutnya infus 10-40 mg/jam. Pada tahap lebih lanjut apabila belum ada respons dapat di berikan furosemid dalam albumin yang di berikan secara intravena selama 30 menit dengan dosis yang sama atau bersama dengan HCT.

f. Nutrisi

Pada GGA kebutuhan nutrisi di sesuaikan dengan keadaan proses kataboliknya.

GGA menyebabkan abnormalitas metabolisme yag amat kompleks, tidak hanya mengatur air, asam-basa, elektrolit, tetapi juga asam amino/protein, karbohidrat, dan lemak.

K. Dialisis atau Pengobatan Pengganti Ginjal

Indikasi yang mutlak untuk dialisis adalah terdapatnya sindrom uremia dan terdapatnya kegawatan yang mengancam jiwa yaitu hipervolemia (edema paru), hiperkalemia, atau asidosis berat yang resisten terhadap pengobatan konservatif.

Pengobatan pengganti ginjal secara kontinyu dengan CAVH (continous arterivenous hemofiltration) yang tidak memerlukan mesin pompa sederhana. CAVH dan CVVH berdasarkan prinsip pengeluaran cairan bersama solutnya melalui membran semipermeabel atau hemofilter oleh karena perbedaan tekanan (convective clearance).

L. Asal Mula Cuci Darah dan Cangkok Ginjal

GINJAL buatan atau mesin cuci darah (dialysis machine-red) yang menolong jutaan penderita gangguan dan gagal ginjal, ditemukan oleh pria Belanda Willem Kolf (1911) semasa Perang Dunia II dengan uji coba pertama dilakukan tahun 1943. Demi pengabdian kepada kemanusiaan, Kolff menolak untuk mengajukan paten atas temuan mesin cuci darah.

Kolff akhirnya hijrah ke Amerika Serikat tahun 1950 dan melanjutkan penelitian pengembangan mesin jantung buatan di rumah barunya di Cleveland Clinic Foundation.

Asal mula eksperimen transplantasi ginjal dilakukan di Prancis tahun 1909 dengan meng ganti ginjal manusia yang rusak dengan ginjal hewan. Namun, tidak ada penerima transplantasi ginjal yang selamat.

Demikian pula sebelum para peneliti mengenal kecocokan jaringan tubuh, jenis golongan darah dan kekebalan tubuh, upaya transplantasi ginjal dari manusia ke manusia juga tetap gagal memberikan hasil. Perlahan tetapi pasti, para ilmuwan mendapati tubuh manusia selalu menolak bagian tubuh yang bukan berasal dari dirinya sehingga harus dicari jalan untuk mengatasi hal itu.

Akhirnya di tahun 1947, Charles Hufnagel (1916-1918) seorang ahli bedah di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, menc oba menanam ginjal dari orang yang baru meninggal di tubuh seorang perempuan yang menderita penyakit ginjal akut dan didiagnosa nyawanya hanya bertahan beberapa jam lagi. Ginjal dari donor ditanam di bagian tangan pasien perempuan yang kondisinya terlalu lemah untuk dibawa ke kamar operasi. Operasi dilakukan di kamar pasien dengan pencahayaan minim.

Namun, akhirnya operasi membuahkan hasil karena ginjal donor mulai bekerja sesaat setelah disambungkan ke aliran darah tubuh pasien. Meski pun, ginjal donor akhirnya tidak berfungsi setelah beberapa hari kemudian, tenggang waktu itu memungkinkan ginjal asli si pasien untuk pulih kembali seperti sediakala!

Upaya transplantasi ginjal manusia yang berhasil sempurna, dilakukan dokter Joseph Murray (1919) pada tanggal 23 Desember 1954, di Rumah Sakit Peter Brigham di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat . Murray mengambil ginjal dari Ronald Herrick dan menanamkan kepada saudara kembar identiknya, Richard.

Upaya tersebut memperpanjang usia Richard hingga delapan tahun dan Ronald masih hidup hingga kini. Atas jasanya, Dokter Murray akhirnya diganjar hadiah Nobel bidang Fisiologi atau Medis di tahun 1990. (Iwan Santosa disarikan dari The Book of Origins, Plume Book, England 2007)

M. Konsep Dasar Gagal Ginjal Kronik

a. Pengertian

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit (Suhardjono, dkk, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer (2001) gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel.

Menurut Brunner dan Suddarth (2001), gagal ginjal kronik atau penyakti renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

b. Etiologi

Menurut Mansjoer (2001) etiologi dari gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritik, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati, diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan tidak diketahui.

c. Patofisiologi

Pada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang normal menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR ) mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus yang menyebabkan anoreksia, nausea maupan vomitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin sampai ke otak mempengaruhi fungsi kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama pada neurosensori. Selain itu Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya juga meningkat. Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat dikonsentrasikan atau diencerkan secara normal sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan elektrolit. Natrium dan cairan tertahan meningkatkan resiko gagal jantung kongestif. Penderita dapat menjadi sesak nafas, akibat ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan. Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema dan ascites. Hal ini menimbulkan resiko kelebihan volume cairan dalam tubuh, sehingga perlu dimonitor balance cairannya. Semakin menurunnya fungsi renal terjadi asidosis metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritropoetin yang mengakibatkan terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul keluhan adanya kelemahan dan kulit terlihat pucat menyebabkan tubuh tidak toleran terhadap aktifitas.

Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan adanya hipertensi (Brunner dan Suddarth, 2001).

d. Jika Transplantasi Ginjal Tidak Dilakukan

Bagi Anda yang mengalami penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal, ada dua penanganan yang biasa ditawarkan dokter. Pertama, transplantasi ginjal. Kedua, dialisis atau cuci darah. “Kedua pilihan ini merupakan pilihan terakhir ketika obat-obat tidak bisa membantu,” jelas dr Hengky Indradjaja saat ditemui Jambi Independent di ruang kerjanya di Dinas Kesehatan Kota Jambi, kemarin (3/4).

Sebenarnya metode pertama memiliki lebih banyak keunggulan karena dapat menggantikan fungsi ginjal yang rusak. Hanya saja, masih sedikit donor yang mau memberikan organ tubuhnya. “Belum lagi kecocokan dengan penderita serta biaya yang mahal,” ujarnya. Karena itu, penderita gagal ginjal lebih banyak melakukan terapi dialisis atau cuci darah. Metode dialisis pada intinya adalah melakukan fungsi utama ginjal, yakni membersihkan darah dari zat-zat yang tidak berguna pada tubuh dan menjaga kestabilan kandungan darah di dalam tubuh.

Untuk terapi cuci darah ini, bisa dilakukan dengan dua cara, yakni haemodialisis dan peritonialdialisis. Pada haemodialisis, darah yang akan dibersihkan dikeluarkan dari tubuh dan dimasukkan ke ginjal buatan (dializer). “Darah dibersihkan dengan menggunakan cairan pembersih (dialisat) dalam serat-serat dializer itu. Setelah bersih, darah baru dimasukkan kembali ke dalam tubuh,” ujarnya. Darah manusia itu adalah sepertiga belas dari berat badan atau sekitar lima liter. “Pada proses ini, proses pembersihannya tidak langsung dikeluarkan semua, tapi bertahap,” ujarnya. Sedangkan pada metode peritonialdialisis, darah tidak dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses pembersihan dilakukan di dalam rongga perut (peritoneum).

Dialisis peritoneal diawali dengan memasukkan cairan dialisis ke dalam rongga perut melalui selang kateter yang telah ditanam dalam rongga perut. Teknik ini memanfaatkan selaput rongga perut untuk menyaring dan membersihkan darah. Ketika cairan dialisis berada dalam rongga perut, zat-zat racun di dalam darah akan dibersihkan, juga kelebihan air akan ditarik. Proses dialisis peritoneal ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu yang singkat, terdiri dari 3 langkah. Pertama, memasukkan dialisat berlangsung selama 10 menit, kemudian cairan dibiarkan dalam rongga perut untuk selama periode waktu tertentu (4-6 jam). Selanjutnya mengeluarkan cairan yang berlangsung selama 20 menit. “Ketiga proses di atas dilakukan beberapa kali tergantung kebutuhan dan bisa dilakukan oleh pasien sendiri secara mandiri setelah dilatih dan tidak perlu ke rumah sakit,” ujarnya.

Ada 2 jenis dialisis peritoneal yaitu CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis), bisa dilakukan penderita sendiri tanpa bantuan alat. Cairan yang diperlukan akan diresepkan dokter sesuai dengan kebutuhan, biasanya untuk 3-4 siklus/hari. Sementara continuous cycler-assisted peritoneal dialysis (CCPD) atau disebut automated peritoneal dialysis (APD), dimana sebagian besar pertukaran cairan dilakukan tanpa partisipasi aktif dari seseorang, melainkan dengan bantuan mesin dialisis peritoneal yang telah diprogram terlebih dahulu.

e. Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Ada banyak penyebab dari gagal ginjal kronik, bisa disebabkan oleh diabetes dan hipertensi, atau bisa juga karena adanya bawaan dari keluarga, seperti polikistik. Beberapa tipe berikut ini merupakan penyebab utama kerusakan ginjal yaitu :

1. Diabetes – merupakan penyebab terbesar gagal ginjal kronik. Diabetes adalah penyakit dimana tubuh kita tidak dapat lagi memproduksi insulin dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh atau tubuh tidak mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan insulin secara adekuat. Hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan apabila tidak ditangani akan menyebabkan masalah di dalam tubuh termasuk ginjal.

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) – merupakan penyebab kedua terbesar gagal ginjal kronik . Hipertensi juga merupaka penyebab umum timbulnya penyakit jantung dan stroke. Hipertensi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah pada dinding arteri.

Glomerulonephritis – adalah penyakit yang disebabkan adanya peradangan pada unit saringan terkecil ginjal yang disebut glomeruli.

Ginjal Polikistik – merupakan penyakit yang bersifat genetik (keturunan ) dimana terjadi nya kelainan yaitu terbentuknya kista pada kedua ginjal yang berkembang secara progresif sehingga menyebabkan kerusakan ginjal.

Batu ginjal – adalah terjadinya sumbatan di sepanjang saluran kemih akibat terbentuknya semacam batu yang 80 persen terdiri dari kalsium dan beberapa bahan lainnya. Ukuran batu ginjal ada hanya sebesar butiran pasir sampai ada yang sebesar bola golf.

Infeksi saluran kencing – timbulnya infeksi dapat disebabkan oleh adanya bakteri yang masuk ke dalam saluran kencing yang menyebabkan rasa sakit atau panas pada saat buang air kecil dan kecenderungan frekuensi buang air kecil yang lebih sering. Infeksi ini biasanya akan menyebabkan masalah pada kandung kemih namun terkadang dapat menyebar ke ginjal.

Obat dan racun – mengkonsumsi obat yang berlebihan atau yang mengandung racun tertentu dapat menimbulkan masalah pada ginjal. Selain itu penggunaan obat – obatan terlarang seperti heroin, ganja dapat juga merusak ginjal.

Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Ada banyak penyebab dari gagal ginjal kronik, bisa disebabkan oleh diabetes dan hipertensi, atau bisa juga karena adanya bawaan dari keluarga, seperti polikistik. Beberapa tipe berikut ini merupakan penyebab utama kerusakan ginjal yaitu :

Diabetes – merupakan penyebab terbesar gagal ginjal kronik. Diabetes adalah penyakit dimana tubuh kita tidak dapat lagi memproduksi insulin dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh atau tubuh tidak mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan insulin secara adekuat. Hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan apabila tidak ditangani akan menyebabkan masalah di dalam tubuh termasuk ginjal.

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) – merupakan penyebab kedua terbesar gagal ginjal kronik . Hipertensi juga merupaka penyebab umum timbulnya penyakit jantung dan stroke. Hipertensi adalah keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah pada dinding arteri.

Glomerulonephritis – adalah penyakit yang disebabkan adanya peradangan pada unit saringan terkecil ginjal yang disebut glomeruli.

Ginjal Polikistik – merupakan penyakit yang bersifat genetik (keturunan ) dimana terjadi nya kelainan yaitu terbentuknya kista pada kedua ginjal yang berkembang secara progresif sehingga menyebabkan kerusakan ginjal.

Batu ginjal – adalah terjadinya sumbatan di sepanjang saluran kemih akibat terbentuknya semacam batu yang 80 persen terdiri dari kalsium dan beberapa bahan lainnya. Ukuran batu ginjal ada hanya sebesar butiran pasir sampai ada yang sebesar bola golf.

Infeksi saluran kencing – timbulnya infeksi dapat disebabkan oleh adanya bakteri yang masuk ke dalam saluran kencing yang menyebabkan rasa sakit atau panas pada saat buang air kecil dan kecenderungan frekuensi buang air kecil yang lebih sering. Infeksi ini biasanya akan menyebabkan masalah pada kandung kemih namun terkadang dapat menyebar ke ginjal.

Obat dan racun – mengkonsumsi obat yang berlebihan atau yang mengandung racun tertentu dapat menimbulkan masalah pada ginjal. Selain itu penggunaan obat – obatan terlarang seperti heroin, ganja dapat juga merusak ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

o http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1117004963,79288,

o http://safuan.wordpress.com/2007/12/12/mengenal-gagal-ginjal/

o http://jjfm.wordpress.com/2007/11/30/cuci-darah-bisa-dilakukan-sendiri

o http://arsip.info/kesehatan/pencegahan/penyakit/gagal/ginjal/08_06_03_170045.html

o http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/0704/kes2.html

o http://bio-mineral.com/blog/2008/04/27/cuci-darah-hemodialisa/

o http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0705/25/Jabar/22276.htm

o http://jjfm.wordpress.com/2007/10/10/cangkok-ginjal-jadi-solusi-total/

o http://minangkita.com/dokter-kita/2008/10/15/cuci-darah-dan-cangkok-ginjal/

o http://www.antara.co.id/arc/2008/3/12/diabetes-penyebab-utama-gagal-ginjal